PLASTISITAS adalah kemampuan atau kapasitas dari sistem saraf pusat untuk beradaptasi terhadap kebutuhan fungsional. Pada sebuah penelitian terhadap otak, otak yang mengalami kerusakan dapat terjadi recoveri ( pemulihan ) jika otak tersebut diberikan stimulasi.
Kategori recoveri saraf pusat :
Kategori recoveri saraf pusat :
- DIASCHISIS / NEURAL SHOCK / SPINAL SHOCK : jika satu bagian otak mengalami lesi, maka tempat-tempat di sekitar lesi mengalami gangguan fungsi. Sebenarnya pemulihan terjadi pada tempat-tempat yang tidak mengalami lesi. Sifat kelumpuhan pada fase ini ialah flaccid.
- DENERVATION SUPERSENSITIVITY : bila pada salah satu serabut saraf rusak, maka serabut saraf yang masih baik akan mengambil alih fungsi serabut saraf yang rusak.
- SILENT SYNAPSIS RECRUITMENT : bila synapsis utama rusak, maka synapsis yang tersembunyi fungsinya akan dioptimalkan.
- AXONAL REGENERATION : ada 2 synapsis, jika salah satu mengalami lesi, maka akan melakukan regenerasi ke synapsis yang masih baik serta mengalihkan fungsinya ke synapsis yang ditumpangi.
- COLLATERAL SPROUTING : jika salah satu synapsis rusak, maka fungsinya diambil alih oleh synapsis yang masih baik.
Faktor yang mempengaruhi recoveri :
- USIA : semakin muda semakin cepat recoverinya.
- MATURITAS : semakin matang fungsi otak, maka kemampuan recoveri semakin baik.
- UKURAN LESI : semakin luas menyebabkan gejala lebih berat dan masa pemulihan lebih lama.
- AREA LESI : bila lesi tidak berada di daerah yang vital, maka tidak menimbulkan gejala yang berat.
- PERJALANAN LESI : jika lesi terjadi secara seketika, maka otak sulit untuk melakukan recoveri.
- PEMAKAIAN / ADANYA STIMULASI : jika salah satu bagian otak lesi, maka organ yang diatur olehnya bisa digunakan untuk memberikan stimulasi dengan pola gerak tertentu.
- PENGALAMAN : memberikan stimulasi pada otak yang berbentuk kebiasaan.
- LINGKUNGAN : bila penderita lesi otak sering dibantu, maka akan memperlambat recoveri.
Sumber : Materi kuliah Akademi Fisioterapi Surakarta
0 komentar:
Posting Komentar