Rabu, 05 Januari 2011

PENYAKIT LUPUS

Jangan pernah meremehkan rasa nyeri yang melanda persendian Anda, seluruh organ tubuh terasa sakit atau terjadi kelainan pada kulit Anda. Dan jangan pernah merasa tidak terjadi apa-apa jika Anda terserang demam di atas 38 derajat Celcius, kelelahan berkepanjangan serta sensitif terhadap sinar matahari. Itu semua merupakan bagian dari gejala Penyakit Lupus.

Penyakit Lupus merupakan penyakit kelebihan kekebalan tubuh. Penyakit Lupus terjadi akibat produksi antibodi berlebihan, sehingga tidak berfungsi menyerang virus, kuman atau bakteri yang ada di tubuh, melainkan justru menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri.

Penyakit yang dijuluki Peniru Ulung ini biasa menyerang wanita produktif dan penderitanya disebut Odapus. Meski pada penderita Penyakit Lupus, di kulit wajah akan timbul ruam-ruam merah dan bercak-bercak merah pada bagian tubuh lainnya, penyakit ini tidak menular.

Lupus, atau istilah kesehatannya disebut systemic lupus erythematosus, adalah sejenis penyakit auto-imun. Tak seperti penderita penyakit HIV/AIDS yang kehilangan sistem kekebalan tubuh akibat virus HIV. Sistem kekebalan tubuh atau antibodi odapus justru hiperaktif dan balik menyerang organ tubuh yang sehat. Untuk mendiagnosis penyakit ini dengan pasti, diperlukan pemeriksaan darah atau biopsi kulit. Keduanya untuk memeriksa antibodi-antibodi yang muncul ketika lupus sedang aktif.

Ada tiga jenis lupus, yaitu Lupus Eritematosus Sistemik (LES), Lupus Diskoid, dan Lupus Obat. Lupus obat, timbul akibat efek samping obat akan sembuh sendiri dengan memberhentikan obat terkait. Lupus diskoid adalah lupus kulit dengan manifestasi beberapa jenis kelainan kulit. Sedang LES dapat menimbulkan komplikasi seperti lupus otak, lupus paru-paru, lupus pembuluh darah jari-Jari tangan atau kaki, lupus kulit, lupus ginjal, lupus jantung, lupus darah, lupus otot, lupus retina, lupus sendi, dan lain-lain.

Lupus sebenarnya telah dikenal lebih kurang seabad lalu. Lupus merupakan bahsa latin yang berarti serigala. Jadi penyakit ini sifatnya seperti serigala yang licik,diam-diam menyerang tubuh sendiri. Dalam perkembangan selanjutnya, lupus menyebar ke seluruh organ di dalam tubuh. Maka muncullah sebutan LES itu.

Gejala yang muncul pada penderita lupus, bermacam-macam, tergantung sistem tubuh yang terkena lupus. Namun, gejala umumnya adalah demam, rasa lelah berkepanjangan, rambut rontok, dan pegal-pegal otot. Ciri-ciri yang mencolok, adalah perubahan pada fisik penderita lupus. Ruam-ruam merah pada wajah yang menyerupai bentuk kupu-kupu, lemas, dan kerontokan rambut merupakan ciri yang paling sering terjadi pada penderita lupus.

Yang perlu diketahui, penyakit lupus tidak bisa dikatakan sebagai penyakit keturunan. Hingga kini, tingkat prevalensi penderita lupus akibat faktor genetik hanya mencapai 10%. Faktor yang diduga sangat berperan adalah lingkungan, seperti paparan sinar matahari, stres, beberapa jenis obat, dan virus.

Dari ketiga jenis penyakit lupus itu, lupus diskoid yang paling sering menyerang. Namun, Lupus Eritematosus Sistemik (LES) selalu lebih berat dibandingkan dengan lupus diskoid, dan dapat menyerang organ atau sistem tubuh. Pada beberapa orang, cuma kulit dan persendian yang diserang. Meskipun begitu, pada orang lain bisa merusak persendian, paru-paru, ginjal, darah, organ atau jaringan lain. Sedangkan lupus akibat pemakaian obat umumnya berkaitan dengan pemakaian obat hydralazine (obat hipertensi) dan procainamide (untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur). Hanya saja, cuma 4% dari orang yang mengkonsumsi obat-obat itu yang bakal membentuk antibodi penyebab lupus. Dari 4% itu pun sedikit sekali yang kemudian menderita lupus.

Meski tidak semua odapus sensitif terhadap sinar matahari, mereka dianjurkan menghindari paparan sinar matahari secara langsung untuk waktu lama karena kekambuhan penyakit sering terjadi setelah terpapar sinar ultraviolet. Karena itulah, penderita lupus dianjurkan keluar rumah sebelum pukul 09.00 atau sesudah pukul 16.00. Dan saat bepergian, penderita memakai sun block atau sun screen (pelindung kulit dari sengatan sinar matahari) pada bagian kulit yang akan terpapar.

Bagi penderita lupus yang penyakitnya sedang aktif, jarang sekali bisa hamil karena bisa menimbulkan keguguran. Odapus juga dianjurkan menghindari kontrasepsi yang mengandung estrogen. Kalau hamil, penyakitnya harus dikontrol dengan teratur. Atau sebaiknya, setelah sembuh baru merencanakan kehamilan.

Ada dua kategori obat yang dapat digunakan dalam pengobatan lupus, yaitu golongan kortikosteroid dan golongan selain kortikosteroid. Golongan kortikosteroid merupakan obat utama penyakit lupus. Untuk kelainan kulit diberikan dalam bentuk topikal (salep, krem, atau cairan). Untuk lupus ringan digunakan kortikosteroid dalam bentuk tablet dosis rendah. Bila lupus sudah dalam kondisi berat, digunakan kortikosteroid dalam bentuk tablet atau suntikan dosis tinggi.

Obat golongan selain kortikosteroid biasanya merupakan pelengkap obat kortikosteroid. Di antara obat golongan ini adalah antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk mengatasi keluhan nyeri dan bengkak sendi; obat antimalaria (kloroquin/resochin, dihidroksi kloroquin/plaquenil) untuk mengatasi gejala penyakit pada kulit, rambut, nyeri otot dan sendi, bahkan untuk odapus dengan gejala ringan; dan obat imunosupresif macam siklofostamid untuk kondisi yang disertai gangguan ginjal, azatioprin yang merupakan obat pendamping kortikosteroid agar kebutuhan kortikosteroid dapat dikurangi, dan klorambusil.

Saat ini, harapan hidup para penderita lupus sudah semakin baik. Apalagi, saat ini sudah ada obat baru yang disebut Lymphostat-B. Obat yang diperkenalkan dalam kongres internasional lupus di New York, beberapa waktu lalu, ini dapat memulihkan aktivitas auto-imun menjadi normal.(berbagai sumber/Idh) X