Selasa, 25 Mei 2010

CEDERA SARAF PERIFER


Terdapat tiga macam jenis kerusakan yang dapat mengenai saraf tepi. Masing-masing memiliki gejala dan letak kerusakan yang berbeda. Ketiga jenis kerusakan saraf tepi tersebut antara lain :

1. NEUROPRAXIA
  • Terjadi penekanan pada serabut saraf.
  • Bersifat ringan.
  • Gangguan hanya terjadi selama penekanan berlangsung.
  • Tidak terjadi kelainan pada struktur serabut saraf.
  • Gangguan akan berakhir bila penekanan hilang.

2. AXONOTNESIS
  • Kerusakan saraf sampai pada axon, tetapi selubung axon masih baik.
  • Walau axon rusak, namun bila selubung axon masih baik maka akan terjadi regenerasi.
  • Pada 1-2 minggu pertama pasca trauma, kondisi cenderung tetap.

3. NEURONOTNESIS
  • Kerusakan terjadi pada axon dan selubung axon, sehingga terjadi degenerasi Wallerian, di mana degenerasi terjadi kea rah distal dan proximal.
  • Kondisi memburuk pada 1-2 minggu pertama.

Regenerasi serabut saraf tergantung pada jarak atau panjang kerusakan serabut saraf, di mana bila :
  • Jarak atau panjang kerusakan dekat, maka regenerasi akan terjadi secara komplit.
  • Jarak atau panjang kerusakan jauh, maka bisa terjadi kegagalan regenerasi atau inkomplit.
  • Kecepatan regenerasi serabut saraf ialah 1mm/hari.
  • Pada kondisi akut, kita tidak bisa mengetahui jenis kerusakan serabut saraf karena terjadi memar dan paralysis komplit.

Sumber : Mata kuliah FT-C Akademi Fisioterapi Surakarta

Minggu, 23 Mei 2010

PARKINSON


Adalah gangguan susunan saraf pusat dengan topis lesi pada ganglion, terutama Nucleus caudatus dan Putamen ( yang mensekresi Dufamin dari Substansia nigra dan Globus palidus ). Dufamin berfungsi sebagai kontrol ( mengendalikan ) Kortex dan Thalamus. Kerusakan Substansia nigra dan Globus palidus tidak akan mensekresi Dufamin, sehingga informasi yang berlebihan tidak dapat dihambat oleh Dufamin.



Penyebab dari Parkinson ialah diopatik berupa degenerasi, infeksi, sklerosis, serangan stroke dan trauma. Salah satu penderita Parkinson ialah mantan petinju nomor satu dunia, ialah Muhammad Ali. Ia menderita Parkinson yng disebabkan oleh trauma kepala. Memang selama jadi petinju, ia hampir selalu mendapatkan trauma kepala berupa pukulan. Pukulan-pukulan di kepala inilah yang menjadi penyebab ia menderita Parkinson.

Tanda dan gejala Parkinson :
  1. Tremor, yaitu bergetar terus menerus. Dimulai dari ujung jari tangan dan terus menjalar. Tremor bisa terjadi saat beraktivitas atau bahkan ada yang terjadi walau sedang istirahat atau diam.
  2. Bradikinesia, yaitu gerakan yang berlebihan.
  3. Rigiditas, yaitu gerakan terlihat kaku yang disebabkan oleh tonus otot yang meningkat.
  4. Postur atau sikap tubuh yang karakteristik :



    (1) tubuh condong ke depan, (2) bahu abduksi, (3) siku fleksi 90˚, (4) pergelangan tangan ekstensi, (5) HIP dan lutut semifleksi.
  5. Ekspresi wajah khas, tak ada ekspresi seperti topeng : (1) pandangan terlihat kososng, (2) blinking : reflek kedip mata menurun, (3) seperti mengagumi sesuatu.
  6. Gaya bicara juga karakteristik : suaranya monoton dan melengking, hal ini disebabkan oleh pita suara yang kaku.
  7. Kelemahan otot-otot secara general, sehingga daya tahan tubuh kurang baik.
  8. Gangguan sensoris berupa : (1) sakit kepala, (2) kram, (3) terjadi aktivasi kelenjar Sudorivera, sehingga keringat berlebih.

Masalah Utama Parkinson :
  1. Rigiditas, sehingga potensial untuk terjadinya kontraktur otot.
  2. Menurunnya lingkup gerak sendi ( LGS ) pada ekstrimitas atau trunk.
  3. Menurunnya nilai kekuatan otot.
  4. Koordinasi gerak terganggu.
  5. Postur yang tidak benar.
  6. Pola jalan yang tidak terkontrol.
  7. Kemampuan aktivitas sehari-hari ( ADL ) menurun.
  8. Gangguan mobilisasi thorak, sehingga pernafasan terganggu.
  9. Gangguan memori, memori yang baru masuk cepat hilang.

PERANAN FISIOTERAPI
Fisioterapi cenderung berperan pada latihan saja, akan tetapi tidak menutup kemungkinan penggunaan alat. Pada kasus Parkinson, peran fisioterapi berupa :
  1. Mencegah kontraktur oleh karena rigiditas, dengan gerakan pasif perlahan namun full ROM.
  2. Meningkatkan nilai otot secara general dengan fasilitasi gerak yang dimulai dari sendi proximal, bisa dengan menggunakan PNF, NDT atau konvensional.
  3. Meningkatkan koordinasi.
  4. Meningkatkan transver dan ambulasi disertai dengan latihan keseimbangan.

Sumber : Materi kuliah Akademi Fisioterapi Surakarta

CTEV ( Conginetal Talipes Equinus Varus )

Adalah suatu kondisi di mana kaki pada posisi :
  1. Plantar flexi talocranialis karena m. Tibialis anterior lemah.
  2. Inversi ankle karena m. Peroneus longus, brevis dan tertius lemah.
  3. Adduksi subtalar dan midtarsal.
Jadi telapak kaki menghadap ke dalam dan lutut varus.



ETIOLOGI :
  1. Semasa kehamilan, ibu mengalami kekurangan kalsium.
  2. Usia kandungan 7-8 bulan terjadi trauma.
  3. Infeksi virus polio.

CTEV ada dua macam, yaitu :
  1. Struktural, disebabkan oleh tulang yang berubah.
  2. Postural, disebabkan oleh jaringan lunak yaitu otot mengalami layuh satu sisi. Penyebab layuh adalah APM ( Anterior Polio Myelitis )

Gambaran CTEV :
  • m.Tibialis anterior------------------------------- over stretch
  • m.Peroneus longus, brevis dan tertius----------- over stretch
  • m.Gastroc--------------------------------------- contractur
  • m.Soleus---------------------------------------- contractur
  • m.Tibialis posterior------------------------------ contrctur
  • otot-otot Plantar flexor lainnya------------------ contractur

TERAPI :
  1. Jika penyebabnya berupa kontraktur, maka diberikan stretching, jika tidak bisa baru menggunakan orthopet.
  2. Jika terjadi karena struktural atau sudah di kondisi struktural, maka penanganannya dengan orthopet.

Teknik stretching :

1. ATTEN BEROUGH --> Stretching secara konvensional, stretching dilakukan dengan melawan arah kecacatan, yaitu Dorsi flexi – Eversi – Abduksi.

2. SHAROD A BROWN --> Stretching dengan memanfaatkan reflek, yaitu :
  1. Gerak ke arah Inversi – Adduksi – Plantar flexi.
  2. Begitu muncul reaksi melawan, langsung dilakukan assisted aktif ke arah Eversi – Abduksi – Dorso flexi.
  3. Bila sudah kuat, di tambah dengan memberikan tapping pada sisi peroneal.
  4. Cara ini bisa ditambah dengan es, dengan catatan usia bayi di atas 6 bulan.

Untuk kondisi dengan Talus yang menonjol ke dorsal dan m.Gastroc yang memendek, dilakukan stretching manipulasi, yaitu : jari-jari tangan terapis memegang m.Gastroc dan ibu jari tangan memegang Talus. Jari-jari menarik m.Gastroc dan ibu jari menekan Talus ke plantar.

Untuk pasien yang telah dewasa, CTEV bisa dikoreksi dengan operasi osteotomi, yaitu dengan mengangkat tulang Talus. Namun tindakan operasi ini, pasien cenderung akan mengalami drop foot oleh karena m. Tibialis anterior yang terlalu lama terulur dan tidak pernah digunakan.


Sumber : Materi kuliah Akademi Fisioterpi Surakarta

Rabu, 19 Mei 2010

ASPARTAM dan MSG...berbahayakah ?

Aspartam atau Aspartil Phenilalanin Metil ester (APM) -- rumus kimianya C14H18N2O5 -- adalah jenis pemanis rendah kalori, biasa dipakai dalam berbagai makanan dan minuman rendah kalori, termasuk pemanis pengganti gula pasir. Aspartam terbuat dari dua asam amino, yaitu asam aspartat dan fenilalanin sebagai metal ester, yang juga bisa ditemukan secara alami pada protein makanan seperti daging, padi dan berbagai produk susu. Aspartam memiliki tingkat kemanisan sebesar 60 hingga 220 kali tingkat kemanisan sukrosa, dan nilai kalorinya sebesar 0,4 kkal/g.





Monosodium glutamate (MSG) adalah garam natrium dari asam glutamate (asam amino), memiliki rasa agak manis atau asin, diproduksi melalui proses fermentasi alami yang menggunakan molasses dari gula tebu atau gula bit. Fungsi MSG antara lain sebagai penguat rasa (flavor enhancer) dan umami (gurih, meaty taste dan rasa seperti kaldu). Menurut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Dra. Kustantinah Apt.M.App.Sc bahwa hingga kini belum ada bukti ilmiah yang sahih tentang kajian yang menyatakan bahwa aspartam ataupun MSG dapat merusak jaringan otak dan ginjal, sehingga bisa dikategorikan menjadi bahan berbahaya.





Hasil kajian Joint WHO/FAO Expert Committee on Food Additives (JECFA) menunjukkan, kedua bahan tambahan pangan tersebut aman dikonsumsi oleh manusia.
Aspartam mengandung Acceptable Daily Intake (ADI) 40 mg/kg berat badan. ADI atau asupan harian yang bisa diterima adalah jumlah maksimum bahan tambahan pangan dalam satuan miligram per kilogram berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup, tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan. Badan POM telah menetapkan batas maksimum pemakaian aspartam dalam berbagai jenis pangan, dengan memperhitungkan ADI, sehingga aman untuk dikonsumsi. Sementara MSG dapat digunakan sebagai penguat rasa dalam berbagai jenis pangan, dengan batas maksimum penggunaan secukupnya, sesuai dengan keperluan untuk menghasilkan efek yang diinginkan.

Pemakaian aspartam dalam pangan telah diatur dalam Keputusan Kepala Badan POM Nomor HK. 00.05.5.1.4547 Tahun 2004 tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan Dalam Produk Pangan. Disebutkan, aspartam dapat digunakan sebagai pemanis buatan dalam berbagai jenis pangan dengan batas maksimum bervariasi antara 300 – 10000 mg/kg, hingga secukupnya tergantung dari jenis pangannya. Contoh, aspartam untuk minuman berkarbonasi dapat dipakai dengan batas maksimum 600 mg/kg. Begitu pula dengan MSG, telah diatur dalam Permenkes RI 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan.
Untuk tingkat internasional, aspartam dan MSG masih termasuk jenis bahan tambahan pangan yang diatur dalam Codex stan 192-1995 Rev. 10 Tahun 2009, yang merupakan standard dan dikeluarkan oleh Codex Alimentarius Commission, yaitu lembaga internasional yang ditetapkan FAO/WHO untuk melindungi kesehatan konsumen, serta menjamin bagi terwujudnya perdagangan yang jujur.

Dalam melakukan pengawasan, Badan POM menggunakan sistem pengawasan yang komprehensif, sejak awal proses suatu produk pangan sampai produk tersebut beredar di masyarakat. Untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi, maka dilakukan SISKOM tiga lapis. Pertama, sub sistem pengawasan produsen. Pengawasan internal dilakukan oleh produsen melalui pelaksanaan cara-cara produksi yang baik (good manufacturing practice). Secara hukum, produsen bertanggung jawab atas mutu dan keamanan produk yang dihasilkannya. Apabila terjadi penyimpangan, maka pihak produsenlah yang terkena sanksi administrasi maupun projustisia.

Kedua, sub sistem pengawasan konsumen. Peran masyarakat konsumen sangat menentukan di sini. Melalui peningkatan kesadaran dan peningkatan pengetahuan mengenai kualitas produk yang dipakai dan cara-cara penggunaan produk yang rasional. “Jadi, kalau dalam kemasan tertulis hanya boleh diminum tiga saset dalam sehari, jangan minum sampai empat atau lima saset. Apapun yang diminum atau dimakan secara berlebihan, akan tidak baik jadinya,”jelas Ibu Kustantinah. Dengan kata lain, masyarakatlah yang mengambil keputusan untuk membeli dan menggunakan suatu produk.

Ketiga, sub sistem pengawasan Pemerintah/Badan POM. Melalui pengaturan dan standarisasi, pemerintah melakukan pengawasan. Antara lain, melakukan penilaian keamanan pangan sebelum diizinkan beredar di pasar. Ini disebut juga pengawasan premarket. Juga melakukan inspeksi berupa pengambilan sampel yang beredar di pasar (pengawasan postmarket), dan pengujian laboratorium produk yang beredar, serta peringatan kepada publik yang didukung penegakan hukum. Untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan konsumen terhadap mutu dan keamanan produk, pemerintah melakukan komunikasi, memberikan informasi dan edukasi.

Baru-baru ini, Badan POM dan Kementerian Pendidikan Nasional membuat kesepakatan dalam rangka program pembinaan keamanan pangan Pusat Jajanan Anak Sekolah (PJAS). Tujuannya adalah untuk memberdayakan siswa sekolah dalam pembinaan keamanan PJAS, dan menata kantin sekolah menjadi kantin sehat sekolah. Kontribusi yang diberikan Badan POM antara lain, penyuluhan kepada para guru, komite sekolah dan pejabat Diknas setempat, pendistribusian materi promosi keamanan pangan berupa poster, leaflet, serta demo rapid test pengujian formalin, boraks, dan rhodamin B.

Pelaksanaan program pembinaan dan keamanan PJAS sudah mencapai 33 propinsi yang mencakup 288 sekolah (SD, SMP, SMA/SMK), dan hanya 128 sekolah berhasil memenuhi persyaratan. Sedangkan dari sampel jajanan yang diteliti secara random, hasilnya lebih dari 50 persen mengandung bahan berbahaya. Namun, setelah Badan POM aktif melakukan penyuluhan, turun hingga kini masih sekitar 24 persen jajanan yang beredar masih berbahaya. Oleh karena itu, produsen rumahan dimohon untuk meningkatkan kesadarannya, yaitu dengan cara menghindari pemakaian bahan tambahan pangan yang berbahaya bagi kesehatan.

Untuk pengawasan, difokuskan pada bahan berbahaya seperti, Formalin, Borax, Rhodamin B, Methanyl Yellow, Arsen, Sianida, Residu Pestisida, dan juga pengawasan parsel lebaran/natal yang mungkin saja sudah kadaluarsa



Sumber : Media Komunikasi Hermina

NYERI PUNGGUNG BAWAH = LBP ( Loro Boyok Pegel )


Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya.
Secara umum tulang punggung disusun oleh :
  1. Tulang belakang
  2. Persendian
  3. Ligamentum ( diskus intervertebralis, ligamentum longitudinal anterior & posterior, ligamentum flavum, ligamentum interspinosum )
  4. Otot – otot ( psoar mayor – minor, quadratus lumborum )
  5. Persyarafan
  6. Pendarahan

Faktor resiko Nyeri Punggung Bawah :

Faktor resiko yang tidak dapat diubah :
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Riwayat cedera punggung sebelumnya

2. Faktor resiko yang dapat diubah :
a. Pekerjaan dan aktivitas
b. Olah raga yang tidak teratur
c. Berat badan berlebih
e. Batuk lama dan berulang

Manifestasi Klinis

Berdasarkan klasifikasi kanner, nyeri punggung bawah dibagi atas :
1. NPB akut
  • Nyeri akut yang berpangkal pada tulang, yaitu : metastasis vertebra, osteoporosis,osteomyelitis vertebra, fraktur
  • Nyeri akut yang berpangkal pada otot dan atau syaraf, yaitu : syndroma nyeri myofacial,nyeri radikuler tanpa kelainan spinal, HNP
2. NPB kronis
  • Nyeri Nosiseptif somatis, misal : peoses degeneratif pada spina dan atau diskus, spondilolisthesis, syndroma nyeri myofacial
  • Nyeri Nosiseptif viseral, misal : nyeri rujukan dari organ pelvis, rongga retroperitoneal,kandung empedu, kelenjar pangkreas.
  • Nyeri neuropatik, misal : spinal stenosis, neoplasma (tumor)
  • Nyeri Psikogenik, misal : histeris, depresi
3. Failed Low Back Syndrome
Nyeri berkepanjangan pasca terapi, secara khusus diartikan sebagai nyeri berkepanjangan pasca bedah atau komplikasi pembedahan.

4. Non cancer chronic back syndrome
Nyeri yang disebabkan oleh sebab organik yang berkaitan dengan kesan nyeri yang abnormal


Evaluasi secara klinis

Evaluasi secara klinis harus meliputi aspek fisik, psikis, sosial. Beberapa hal penting yang harus kita evaluasi
1. Keluhan utama dan riwayat perjalanan penyakit :
- Lokasi nyeri, mendadak atau bertahap, lamanya, arah perjalanan nyeri
- Adakah pencetus spesifik
- Adakah gejala awal, bagaimana hubungannya dengan waktu
- Adakah rasa baal, lemah, bagaimana dengan bab dan bak
- Kapan serangan nyeri terjadi, waktu tidur?, waktu pagi? Saat aktif?
- Faktor yang memperburuk dan mengurangi nyeri
- Kapan serangan nyeri sebelumnya, berapa lama durasinya?
- Adakah pemeriksaan dan hasilnya pada nyeri yang lalu?
- Apa terapi yang diberikan, berapa dosisnya, bagaimana hasilnya?
- Tingkat edukasi pasien
- Tingkat kecendrungan stress pada pasien

2. Apa yang diperiksa
Terutama :
- pola jalan
- deformitas vertebra
- lingkup gerak sendi vertebra dan anggota gerak
- tes neurologi (syaraf), motorik, sensorik, refleks, low back manouvere

3. Perhatikan area yang paling sering mengalami gangguan, misal : lokasi paling sering HNP : L4-5,
L5-S1. Dari evaluasi klinis dapat dtegakkan diagnosis, bila perlu ditambah pemeriksaan
penunjang untuk mengetahui penyebab yang pasti, misal : rontgen, lab darah, MRI. Diagnosis
tersering adalah syndroma nyeri myofascial, HNP, spondilolisthesis, spondiloatthosis, fraktur,
tumor.

Penanganan NPB dalam bidang Rehabilitasi medik :
  1. Istirahat
  2. Hindari aktivitas berlebihan
  3. Medikamentosa
  4. Terapi modalitas ( NWD, USD, TENS )
  5. Penggunaan back support
  6. Latihan
  7. Manipulasi otot (massage)
  8. Proper Body Mechanies + adaptasi lingkungan melalui metode konservasi energi dan penyederhanaan kerja, sebagai pencegah NPB berulang

MENGENAL ANAK HIPERAKTIF


Seorang ibu datang ke Klinik Perkembangan Anak dengan keluhan bahwa anaknya yang berusia 5 tahun selalu mengganggu teman, tidak bisa diam dan seolah-olah tidak memperhatikan pelajaran di kelas. Oleh guru dinyatakan tidak dapat mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas. Anak tersebut bukan anak nakal dan juga bukan anak yang malas atau bodoh, namun anak tersebut mengalami gangguan dalam perkembangannya yaitu gangguan hiperkinetik yang secara luas di masyarakat disebut sebagai anak hiperaktiv.

Apa Itu Anak Hiperaktiv?
Anak hiperaktiv adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain dysfunction syndrome.

Apa Itu Gangguan Hiperkinetik atau GPPH/ADHD ?
Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktiv dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa.

Apakah Ada Ciri-ciri Lain Yang Menyertai Gangguan Hiperkinetik (GPPH/ADHD) ?
Ciri-ciri lain yang sering menyertai gangguan hiperkinetik adalah :
§ Kemampuan akademik tidak optimal
§ Kecerobohan dalam hubungan sosial
§ Kesembronoan dalam menghadapi situasi yang berbahaya
§ Sikap melanggar tata tertib secara impulsif
Bilamana Anak Disebut Menderita Gangguan Hiperkinetik (GPPH/ADHD)?
§ Mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam belajar, mendengarkan guru dan permainan.
§ Hiperaktivitas, selalu bergerak dan tidak bisa tenang
§ Impulsivitas, melakukan sesuatu tanpa dipikir terlebih dahulu


Berbagai Tipe Hiperkinetik atau GPPH/ADHD :
§ Tipe sulit konsentrasi
§ Tipe hiperaktiv - impulsiv
§ Tipe kombinasi

Apa Akibatnya Bila Anak Menderita Gangguan Hiperkinetik (GPPH/ADHD)?
§ Anak tidak dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik
§ Anak sering tidak patuh terhadap perintah orang tua
§ Anak sulit didisiplinkan

Apabila Gangguan Hiperkinetik (ADHD) Tidak Diobati maka akan :
Menimbulkan hambatan penyesuaian perilaku sosial dan kemampuan akademik di lingkungan rumah dan sekolah, sehingga dapat mengakibatkan perkembangan anak tidak optimal dengan timbulnya gangguan perilaku di kemudian hari.

Kondisi Lain yang Menyertai Gangguan Hiperkinetik :
§ Gangguan tingkah laku
§ Gangguan sikap menentang
§ Depresi
§ Gangguan cemas
§ Kesulitan belajar
§ Retardasi mental
§ Gangguan pemusatan perhatian (disorder of attention)
§ Gangguan pengendalian motorik (disorder of motor control)
§ Gangguan persepsi (disorder of perception /DAMP)
§ Autisme


Sumber : novartis.com

ASI,,,pencegah alergi pada bayi

Alergi kulit pada anak lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan eksem (dermatitis atopic). Rasanya nyeri bila terkena keringat. Anak jadi rewel. Pada akhirnya orangtua menjadi repot. Banyak faktor penyebab timbulnya alergi ini. Di antaranya karena asap rokok. Jadi, bila Anda sayang anak, hentikan merokok.

Faktor genetik merupakan pemicu utama terjadinya alergi ini. Dan, kondisi terjadinya penyakit ini harus ditunjang faktor lain, yaitu lingkungan, maupun gaya hidup orangtua si anak. Misal, si ibu enggan memberikan Air Susu Ibu (ASI), dengan alasan sibuk bekerja, atau takut payudaranya cepat kendor. Pemberian ASI sangat penting. Kesehatan anak lebih utama. Dengan ASI, anak kelak akan menjadi generasi berkualitas yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Faktor lain yang dapat menimbulkan alergi kulit pada anak adalah asap rokok. Untuk itulah, bagi perokok, jangan sampai memenuhi ruangan dengan asap rokok bila terdapat anak-anak. Sebab kulit anak masih sangat rentan dengan sesuatu yang ada di luar tubuhnya, seperti asap rokok maupun asap polusi lainnya. Makanan juga bisa dianggap sebagai pemicu terjadinya eksem pada anak.

Makanan Pemicu Alergi

Golongan makanan yang dapat menimbulkan alergi, antara lain susu sapi, susu kambing, telur, ikan laut, kacang hijau, kacanag kedelai, dan gandum. Komoditas makanan ini mengandung zat yang mendatangkan alergi dalam kadar yang berbeda.

Misalnya, kacang kedelai, karena kadar alergi yang ditimbulkannya rendah, masih bisa dipakai untuk menggantikan susu sapi. Bila, si anak alergi terhadap ikan laut, maka diganti dengan mengonsumsi ikan tawar. Dan, bila si anak alergi gandum, maka diganti dengan nasi. Sebagai orangtua, harus pandai menyiasati menu asupan gizi anak, jangan sampai ada yang kurang hanya karena alergi terhadap beberapa jenis makanan.

Alergi ini biasanya akan berakhir setelah si anak beranjak remaja. Jadi, perlu diperhatikan jenis makanan yang membuat si anak terkena alergi. Jauhi mereka dari makanan tersebut hingga anak beranjak remaja.

Perjalanan alergi itu sendiri cukup panjang. Mulai dari allergy march, saat anak berusia 2-3 tahun, alergi terhadap makanan bayi. Kemudian, bisa berlanjut dengan alergi kulit ataukah asma. Sewaktu penyakit asma hilang, akan muncul alergi hidung, dan yang lainnya, sampai si anak dewasa. Untuk menghindari berkelanjutannya berbagai penyakit pada si anak, sedini mungkin perlu diputus mata rantainya.

Caranya, obat paling ampuh dan paling mudah adalah dengan memberikan ASI. Tidak ada alternatif lain. Dan, ini diberikan sampai anak berusia enam bulan. Dalam ASI, terdapat sejumlah zat yang sangat berguna bagi pertumbuhan anak. Zat tersebut adalah protein hipoalergenik yang melindungi bayi dari ancaman alergi,

Tindakan preventif agar anak jauh dari alergi, maka sebaiknya si ibu mengonsumsi obat probiotik pada trismester terakhir saat hamil. Fungsi obat ini adalah untuk merangsang sel-sel kekebalan untuk membentuk antibodi dari alergi. Tidak semua jenis obat dapat diminum bebas.
Obat daftar G adalah obat keras dengan kode huruf K lingkaran merah. Obat bebas diperjualbelikan terdapat lingkaran hijau. Sedangkan untuk jenis obat bebas terbatas ditandai dengan lingkaran warna biru. Yang berkode OTC-over the counter- merupakan obat warung. Dan yang bertanda huruf P hanya untuk pemakaian bagian luar (tidak untuk ditelan). Terakhir, yang masuk daftar O, merupakan jenis obat yang sangat diawasi peredarannya.

Untuk mengetahui bahwa anak terkena alergi atau tidak, perlu pemeriksaan immunoglobulin E (IgE) yang terdapat dalam darah. Unsur ini merupakan antibodi yang berperan pada reaksi alergi. Cara lain, melalui tes kulit, yaitu memasukkan ekstrak allergen ke kulit.

Seperti sudah disebutkan, faktor lingkungan sangat dominan bagi munculnya alergi ini. Jadi, bukan hanya unsur (entitas) manusianya saja. Contoh lingkungan sangat dominan, adalah bila di rumah memakai karpet, lalu bulu kucing dan anjing, ataupun sisa makanan dan jamur. Unsur-unsur inilah yang menimbulkan alergi pada anak.

Alergi sangat rentan terhadap debu yang mengendap di karpet. Begitu pula dengan bulu kucing dan anjing. Dianjurkan agar tidak memakai karpet di semua ruangan rumah Anda. Kalau sudah teledor, maka harus berobat. Si anak dapat diberikan imunoterapi, yakni serangkaian suntikan alergi yang mengandung allergen khusus.


Sumber : Koran Tempo 28 Mei 2009

Minggu, 02 Mei 2010

"DIAGNOSIS KERANJANG SAMPAH"

Maaf sebelumnya, mungkin di mata dan telinga terlihat dan terdengar kasar, akan tetapi seperti itulah kenyataanya. Banyak diagnosis yang diberikan kepada pasien atas sakit yang ia derita, namun sebenarnya diagnosis tersebut tidaklah ke arah penyakit sebenarnya. Biasanya justru diagnosis yang diberikan hanyalah sebuah gejala atau sebuah akibat dari penyakit yang sebenarnya.

Salah satu contoh “diagnosis keranjang sampah” yang paling sering kita jumpai yaitu LBP ( low back pain ). LBP sebenarnya adalah suatu gejala atau dampak yang timbul oleh masalah yang terjadi di sekitar lumbal. Misalnya terjadinya spondilisis, spondilolistesis, HNP ( hernio nucleus pulposus), spondilitis dan lain-lain. Penyakit-penyakit di atas akan menimbulkan terjadinya iritasi akar saraf yang keluar dari celah-celah di antara corpus tulang belakang. Rasa nyeri yang timbul akibat dari iritasi tersebut akan memancing timbulnya spasme otot-otot di sekitar lumbal sebagai reaksi proteksi untuk mengurangi rasa nyeri. Spasme inilah yang akhirnya lebih banyak dikeluhkan oleh pasien sebagai LBP.

Contoh lain yang tak kalah ramainya ialah “ischialgia”. Ischialgia ialah nyeri yang terjadi di sepanjang distribusi nervus ischii. Nyeri itu sendiri terjadi akibat adanya penekanan terhadap nervus ischii oleh hal-hal seperti yang telah disebutkan di paragraf atas. Jadi yang merupakan diagnosis sebenarnya ialah apa yang menjadi penyebab terjadinya penekanan nervus ischii.

Coba kita cari lagi contoh yang lain, ambil saja masalah “frozen shoulder”. Itu juga merupakan “diagnosis keranjang sampah”, kenapa ?? Frozen shoulder sebenarnya merupakan kondisi di mana sendi bahu sudah tidak dapat digerakkan lagi karena kapsul sendi yang telah mengkerut (capsulitis adesiva). Kondisi ini merupakan sebuah akibat atau secondary problem, dampak dari imobilisasi yang lama. Imobilisasi sendiri bisa terjadi oleh karena adanya nyeri bahu hebat di sekitar sendi bahu. Nyeri tersebut timbul akibat dari cedera jaringan lunak di sekitar sendi bahu seperti bursitis atau rupturnya rotator cup. Jadi cedera jaringan lunak inilah yang sebenarnya merupakan diagnosis yang tepat.

Itulah beberapa contoh kasus-kasus yang masuk dalam kategori “diagnosis keranjang sampah”. Mungkin masih banyak lagi kasus-kasus seperti yang di atas. Bukannya bermaksud untuk memberikan kebingungan kepada teman-teman medis, tetapi alangkah baiknya untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dari apa yang kita hadapi sehari-hari.

TERAPI INHALASI solusi efektif gangguan pernafasan


Batuk / pilek karena alergi dan asma adalah gangguan saluran pernafasan yang paling umum terjadi. Banyak cara dicoba untuk mempercepat penyembuhan dan pengurangan gejala akibat masalah ini. Dan terapi inhalasi dengan menggunakan Nebulizer adalah yang paling popular.

Terapi inhalasi adalah terapi dengan memanfaatkan uap hasil dari kerja mesin Nebulizer. Uap air yang berasal dari campuran obat dan pelarutnya dipercaya dapat langsung mencapai saluran pernafasan, sehingga efektif untuk mengatasi masalah di daerah tersebut.


INDIKASI

Terapi inhaalsi dianjurkan diberikan kepada penderita asma, alergi saluran pernafasan, atau penderita batuk pilek dengan slem atau lendir berlebihan. Pada dasarnya ada tiga jenis obat yang dipakai dalam terapi inhalasi : (1) bronchodilatator , untuk memperlebar saluran nafas, (2) pengencer dahak dan (3) anti alergi. Ketiga obat tersebut memiliki ukuran molekul yang berbeda, sehingga perlu dilakukan pemilihan Nebulizer yang sesuai.


JENIS NEBULIZER

Ultrasound Nebulizer paling sering menjadi pilihan dalam pemberian terapi inhalasi pada anak-anak karena memiliki keunggulan meng hasilkan uap yang banyak dan memberikan waktu terapi yang singkat serta tidak terlalu berisik. Namun jenis nebulizer ini tidak cocok untuk obat anti alergi yang memiliki molekul besar. Yang lebih cocok untuk obat anti alergi ialah Jet Nebulizer, walau lebih bising namun cocok untuk segala jenis obat.


ultrasound nebulizer



jet nebulizer


PROSEDUR INHALASI

1. Selang dan masker yang digunakan pasien harus masing-masing, artinya setiap pasien harus memiliki sendiri.
2. Ikuti resep yang dianjurkan oleh dokter, jangan memakai resep yang diberikan pada sakit sebelumnya.
3. Perhatikan obat mana yang dapat digabung atau harus dipisah dalam pemberian terapi inhalasi.
4. Pada saat mesin dihidupkan, pasien tarik nafas dalam perlahan dengan mulut, tahan 2-3 detik dan hembuskan kembali. Pada anak-anak cukup dianjurkan bernafas normal.
5. Ajarkan kepada pasien untuk tidak bernafas terlalu cepat, karena ini akan menyebabkan pusing, gemetardan mual.
6. Terapi dilangsungkan kurang lebih 10-15 menit.

Obat pengencer lendir kadang-kadang akan meningkatkan frekuensi batuk, hal ini wajar karena batuk adalah suatu reaksi reflek untuk mengeluarkan lender yang telah encer.
Setelah selesai inhalasi fisioterapi akan memberikan terapi lanjutan berupa Postural Drainage ( Pembahasannya telah ada di artikel sebelumnya ) guna membantu mengalirkan lendir.



Sumber : Dr. Johan Talesu Sp.RM RS. Puri Indah Jakarta, www.dmeonline.com, lifemedicalsupplier.com